Notification

×

Iklan

Iklan

Guncangan Cloudflare Menguak Kerentanan Sejati Infrastruktur Internet Global

2025-11-19 | 14:45 WIB | 0 Dibaca Last Updated 2025-11-19T07:45:48Z
Ruang Iklan

Guncangan Cloudflare Menguak Kerentanan Sejati Infrastruktur Internet Global

Perusahaan infrastruktur internet global Cloudflare mengalami gangguan layanan besar pada Selasa, 18 November 2025, yang menyebabkan jutaan situs web dan aplikasi di seluruh dunia tidak dapat diakses atau mengalami penurunan kinerja. Insiden ini secara luas menyoroti kerapuhan infrastruktur internet modern yang sangat bergantung pada segelintir penyedia layanan utama.

Gangguan yang dimulai sekitar pukul 11.20 pagi GMT (sekitar 18.20 WIB) itu memicu pesan kesalahan 500 dan masalah akses meluas bagi pengguna internet. Sejumlah platform digital raksasa yang terdampak termasuk media sosial X (sebelumnya Twitter), layanan kecerdasan buatan ChatGPT dan OpenAI, platform e-commerce Shopify, serta layanan musik Spotify. Game online seperti League of Legends, layanan transportasi New Jersey Transit, situs berita, serta platform kripto seperti Coinbase dan Kraken juga melaporkan adanya gangguan. Bahkan, dasbor dan API Cloudflare sendiri turut terpengaruh, sementara layanan WARP sempat dinonaktifkan di London.

Menurut Cloudflare, penyebab gangguan bukanlah serangan siber atau aktivitas berbahaya, melainkan "bug laten" pada file konfigurasi sistem manajemen bot mereka. File konfigurasi ini tumbuh melebihi ukuran yang diperkirakan, menyebabkan sistem perangkat lunak yang menangani lalu lintas untuk beberapa layanan Cloudflare mengalami crash. Tim teknis Cloudflare bekerja cepat untuk mengatasi masalah ini, dengan perbaikan mulai diterapkan sekitar pukul 14.30 UTC dan sebagian besar layanan kembali normal pada pukul 17.06 UTC, meskipun beberapa pengguna masih mengalami tingkat kesalahan yang lebih tinggi dari biasanya pasca-insiden. Perusahaan telah menyampaikan permohonan maaf kepada pelanggan dan pengguna internet atas gangguan yang terjadi.

Insiden ini memperkuat kekhawatiran tentang konsentrasi risiko dalam infrastruktur digital global. Profesor Alan Woodward dari Surrey Centre for Cyber Security menggambarkan Cloudflare sebagai "penjaga gerbang" internet, mengingat perannya yang menyediakan layanan jaringan pengiriman konten (CDN), keamanan siber, dan mitigasi serangan DDoS untuk sekitar 19,3% dari seluruh situs web di internet. Ketika salah satu penyedia infrastruktur sentral seperti Cloudflare mengalami kegagalan, dampaknya dapat meluas secara eksponensial, menciptakan "efek domino" yang melumpuhkan berbagai layanan daring.

Gangguan Cloudflare ini juga terjadi kurang dari sebulan setelah pemadaman besar melanda Amazon Web Services (AWS) dan diikuti oleh gangguan pada Microsoft Azure, menyoroti kerentanan berkelanjutan dan ketergantungan internet modern terhadap segelintir penyedia layanan cloud. Para ahli dan pengamat teknologi menyerukan perlunya redundansi dan arsitektur sistem yang lebih tangguh untuk mencegah kegagalan tunggal yang dapat menimbulkan kekacauan digital berskala besar.