Power steering merupakan sistem krusial pada mobil modern yang berfungsi meringankan beban pengemudi saat memutar kemudi, terutama ketika parkir, berbelok, atau bermanuver pada kecepatan rendah. Sistem ini hadir dalam dua jenis utama, yakni hidrolik yang mengandalkan tekanan oli dari putaran mesin, dan elektrik (Electric Power Steering/EPS) yang menggunakan motor listrik. Penting bagi pemilik kendaraan untuk mengenali ciri, penyebab, dan cara penanganan kerusakan pada power steering demi kenyamanan dan keselamatan berkendara.
Ciri-ciri Power Steering Mulai Rusak
Beberapa tanda umum yang mengindikasikan kerusakan pada power steering meliputi:
* Setir Terasa Berat: Ini adalah gejala paling umum, di mana pengemudi akan merasakan kemudi mobil menjadi lebih berat dan sulit diputar dari biasanya, terutama saat bermanuver pelan atau parkir.
* Muncul Suara Aneh: Sering terdengar suara berdecit, mendengung, atau mendesing saat setir diputar. Suara ini bisa menandakan adanya masalah pada oli power steering yang kotor atau kurang, atau bahkan kerusakan pada pompa power steering.
* Arah Setir Tidak Lurus: Jika posisi setir mobil tidak presisi atau terasa tidak lurus saat mobil berjalan lurus, ini bisa menjadi indikasi masalah pada power steering atau sistem kemudi.
* Setir Bergetar: Getaran pada setir, baik saat mobil sedang bergerak maupun diam, bisa disebabkan oleh komponen yang aus, masalah peredam pada sistem kemudi, atau tekanan sistem yang tidak stabil.
* Setir Tidak Kembali ke Posisi Semula: Power steering yang normal akan membuat setir kembali ke posisi lurus secara otomatis setelah berbelok. Jika tidak, ini bisa menandakan masalah pada mekanisme steering rack atau komponen yang aus.
* Kebocoran Cairan Power Steering: Adanya tetesan oli berwarna merah muda atau coklat kemerahan di bawah mobil, atau rembesan oli di ruang mesin, merupakan tanda pasti adanya kebocoran pada sistem power steering hidrolik.
* Ban Gundul Tidak Merata: Kerusakan power steering dapat menyebabkan tapak ban habis tidak rata, biasanya pada bagian tepi luar ban, yang juga bisa mengindikasikan ketidakseimbangan tekanan angin ban.
Penyebab Umum Kerusakan Power Steering
Kerusakan pada power steering dapat dipicu oleh beberapa faktor, baik pada sistem hidrolik maupun elektrik:
* Kekurangan atau Kebocoran Oli Power Steering: Pada sistem hidrolik, kekurangan cairan pelumas ini adalah penyebab utama setir terasa berat. Kebocoran bisa terjadi akibat selang yang retak, seal yang aus, atau baut yang longgar.
* Telat Ganti Oli atau Penggunaan Oli yang Salah: Oli power steering juga memiliki masa pakai dan perlu diganti secara berkala, idealnya setiap 25.000 km. Penggunaan jenis oli yang tidak sesuai rekomendasi pabrikan juga dapat mempercepat kerusakan.
* Kerusakan Pompa Power Steering: Pompa bertugas menyalurkan tekanan fluida. Jika pompa aus atau tersumbat, tenaga bantu kemudi akan berkurang. Kerusakan ini seringkali sulit diperbaiki dan lebih disarankan untuk diganti.
* V-belt Power Steering Kendur atau Putus: V-belt menghubungkan pompa power steering ke mesin. Jika kendur atau putus, kinerja pompa tidak optimal dan setir akan terasa berat.
* Kebiasaan Memutar Kemudi Sampai Mentok: Sering memutar setir hingga batas maksimal dapat membebani dan merusak komponen power steering.
* Sering Melewati Jalan Rusak atau Berlubang: Getaran berlebihan akibat jalan rusak dapat mempercepat keausan komponen power steering.
* Kurangnya Tekanan Angin pada Ban: Ban dengan tekanan angin kurang akan meningkatkan gesekan dengan aspal, memaksa power steering bekerja lebih keras.
* Rack Steer Rusak atau Aus: Rack steer adalah komponen utama yang dapat rusak karena usia pemakaian atau kebiasaan buruk, seperti posisi ban membelok saat parkir pada tipe rack and pinion.
* Ban Mendadak Bocor dan Dipaksakan Jalan: Jika ban bocor dan terus digunakan, hal ini dapat membebani power steering dan mempercepat kerusakannya.
* Selang Power Steering Tersumbat atau Tertekuk: Hal ini menghambat sirkulasi oli dan menyebabkan setir berat.
* Kerusakan Motor Listrik (untuk EPS): Pada Electric Power Steering, kerusakan motor listrik yang menggerakkan roda gigi kemudi menjadi penyebab utama.
* Gangguan Sensor atau Modul Kontrol (pada EPS): Mobil modern dengan EPS dilengkapi sensor dan modul kontrol yang jika rusak dapat menyebabkan power steering tidak berfungsi efektif.
* Terendam Genangan Air atau Banjir: Khusus untuk EPS, komponen elektronik yang sensitif dapat rusak jika terendam air.
Cara Mengatasi dan Mencegah Kerusakan Power Steering
Jika Anda mendapati tanda-tanda kerusakan pada power steering, segera lakukan langkah-langkah penanganan dan pencegahan berikut:
* Periksa dan Isi Ulang Oli Power Steering: Untuk sistem hidrolik, pastikan level oli selalu mencukupi dan tidak ada kebocoran. Segera tambah oli jika kurang, atau ganti jika sudah kotor. Pastikan menggunakan jenis oli yang direkomendasikan pabrikan.
* Ganti Komponen yang Rusak: Jika masalah disebabkan oleh pompa, fan belt, selang, seal, atau rack steer yang rusak, segera lakukan penggantian komponen di bengkel terpercaya. Dalam beberapa kasus kerusakan fatal, penggantian unit power steering baru mungkin diperlukan.
* Lakukan Servis Rutin: Bawa mobil ke bengkel resmi atau spesialis power steering secara berkala untuk pemeriksaan menyeluruh. Ini dapat mencegah kerusakan lebih parah dan mengidentifikasi masalah sejak dini.
* Jaga Tekanan Angin Ban Optimal: Pastikan tekanan angin ban selalu sesuai standar pabrikan untuk mengurangi beban kerja power steering.
* Hindari Kebiasaan Buruk Mengemudi: Jangan memutar kemudi sampai mentok, hindari sering melewati jalan rusak atau berlubang, serta segera ganti ban jika bocor.
* Waspada Terhadap Air (untuk EPS): Jika mobil Anda menggunakan EPS, hindari menerjang genangan air atau banjir karena dapat merusak komponen kelistrikan.
* Pastikan V-belt dalam Kondisi Baik: Periksa dan pastikan V-belt power steering tidak kendur atau retak.
Biaya perbaikan power steering bervariasi tergantung jenis sistem (hidrolik atau elektrik) dan tingkat kerusakannya. Perbaikan power steering hidrolik umumnya lebih terjangkau, dengan biaya ganti sil atau perbaikan kebocoran mulai dari Rp150 ribu hingga Rp2 juta. Sementara itu, perbaikan power steering elektrik (EPS) cenderung lebih mahal, berkisar antara Rp850 ribu hingga Rp4 juta, tergantung pada kerusakan motor atau rack steer, dan bisa lebih tinggi untuk mobil SUV atau mewah. Perawatan rutin adalah kunci untuk menghindari biaya perbaikan yang besar dan memastikan pengalaman berkendara yang aman dan nyaman.