:strip_icc()/kly-media-production/medias/3628581/original/048939500_1636532321-photo-1595680323440-8b7f1a2a7e1b.jpg)
Pengguna internet modern sering dihadapkan pada dilema: memilih antara koneksi WiFi atau data seluler. Kedua opsi ini menawarkan akses ke dunia maya, namun memiliki karakteristik biaya dan kecepatan yang sangat berbeda, tergantung pada kebutuhan dan pola penggunaan sehari-hari.
Secara umum, koneksi WiFi rumah, terutama yang berbasis fiber optik, cenderung menawarkan stabilitas dan kecepatan yang lebih konsisten. Kecepatan WiFi rumahan dapat bervariasi antara 20 Mbps hingga 500 Mbps, bahkan ada yang mencapai 1 Gbps atau lebih, tergantung pada paket layanan yang dipilih. Misalnya, penyedia seperti ICONNET PLN menawarkan paket 20 Mbps seharga sekitar Rp220.000 per bulan, sementara IndiHome menyediakan paket 30 Mbps mulai dari Rp280.000 hingga Rp295.000. Biznet menawarkan paket 30 Mbps seharga Rp250.000. WiFi umumnya ideal untuk aktivitas yang membutuhkan bandwidth besar dan koneksi stabil seperti streaming video HD atau 4K, bermain game daring, dan mengunduh file besar, terutama di lingkungan rumah tangga dengan banyak perangkat yang terhubung secara bersamaan. Faktor-faktor seperti kualitas router, jarak dari router, hambatan fisik, dan kepadatan pengguna di jaringan yang sama dapat memengaruhi kecepatan WiFi.
Di sisi lain, data seluler memberikan fleksibilitas mobilitas yang tak tertandingi. Pengguna dapat tetap terhubung hampir di mana saja selama ada jangkauan operator. Dalam hal kecepatan, data seluler memiliki variasi yang signifikan berdasarkan teknologi jaringan. Rata-rata kecepatan unduh 4G di Indonesia dilaporkan berkisar antara 8.79 Mbps hingga 17.7 Mbps, namun bisa mencapai maksimum 100 Mbps. Sementara itu, jaringan 5G menawarkan peningkatan kecepatan yang substansial. Kecepatan unduh rata-rata 5G di Indonesia mencapai 56.4 Mbps pada akhir tahun 2022. Secara teoritis, 5G dapat mencapai kecepatan unduh hingga 400 Mbps sampai 750 Mbps untuk penggunaan seluler, dan bahkan 10 Gbps hingga 20 Gbps dalam kondisi ideal, dengan rata-rata pengalaman unduh antara 100 Mbps hingga 250 Mbps. Latensi 5G juga jauh lebih rendah, di bawah 5 milidetik, dibandingkan dengan 4G yang berkisar antara 20 hingga 40 milidetik. Namun, kecepatan data seluler sangat bergantung pada kekuatan sinyal, kepadatan jaringan, dan jarak dari menara seluler, menjadikannya kurang dapat diprediksi dibandingkan WiFi di beberapa area.
Dari segi biaya, WiFi rumahan cenderung lebih hemat untuk penggunaan data yang tinggi dan berkelanjutan karena sebagian besar paket menawarkan data tanpa batas atau dengan Batas Penggunaan Wajar (FUP) yang besar. Biaya bulanan yang tetap membuat pengeluaran lebih terprediksi, meskipun mungkin ada biaya instalasi awal yang berkisar antara Rp150.000 hingga Rp750.000. Untuk keluarga atau banyak pengguna di satu lokasi, WiFi menjadi pilihan yang lebih ekonomis.
Sebaliknya, paket data seluler, meskipun tidak memiliki biaya instalasi, dapat menjadi lebih mahal jika digunakan untuk konsumsi data tinggi karena adanya batasan kuota. Harga paket data bervariasi; misalnya, paket data Telkomsel dimulai dari Rp16.000 untuk 1 GB (3 hari) atau paket bulanan Smartfren Unlimited Nonstop 6 GB seharga Rp38.500. Indosat menawarkan paket Freedom U 1 GB + 4.5 GB aplikasi seharga Rp31.000 per bulan. Pilihan ini lebih cocok untuk pengguna dengan kebutuhan data ringan hingga sedang atau mereka yang membutuhkan koneksi saat bepergian.
Dalam hal keamanan, data seluler umumnya dianggap lebih aman daripada WiFi publik karena koneksi antara perangkat dan menara seluler cenderung terenkripsi. Jaringan WiFi publik rentan terhadap risiko keamanan, sehingga disarankan untuk menghindari akses informasi sensitif saat terhubung dengannya.
Kesimpulannya, pilihan antara WiFi dan data seluler sangat bergantung pada prioritas pengguna. Jika prioritas utama adalah koneksi stabil, kecepatan tinggi untuk aktivitas berat, dan biaya bulanan yang lebih hemat untuk penggunaan data besar di satu lokasi (seperti rumah atau kantor), WiFi adalah pilihan yang lebih unggul. Namun, jika mobilitas, fleksibilitas akses di mana saja, dan penggunaan data yang lebih ringan menjadi prioritas, maka data seluler, terutama dengan teknologi 5G yang semakin berkembang, akan menjadi solusi yang lebih tepat.