:strip_icc()/kly-media-production/medias/5366231/original/062082800_1759221040-WhatsApp_Image_2025-09-30_at_12.33.26_941d1ac8.jpg)
Penelitian internal terbaru yang dilakukan oleh Meta mengungkapkan bahwa banyak remaja merasa tidak nyaman saat menggunakan Instagram. Temuan ini menyoroti kekhawatiran serius seputar dampak platform media sosial terhadap kesejahteraan mental kaum muda.
Studi yang melibatkan 1.149 remaja dan orang tua mereka di Amerika Serikat selama tahun ajaran 2023-2024 menunjukkan bahwa ketidaknyamanan ini sebagian besar berkaitan dengan penampilan fisik. Remaja yang melaporkan merasa tidak nyaman dengan tubuh mereka setelah menggunakan Instagram, cenderung melihat konten yang berfokus pada tubuh atau terkait gangguan makan sekitar tiga kali lebih banyak dibandingkan remaja lainnya. Secara spesifik, dari 233 remaja yang sering merasa tidak puas dengan tubuh mereka, 10,5 persen dari konten yang mereka lihat adalah seputar "gangguan makan/fokus tubuh," sementara pada kelompok remaja lainnya, angka tersebut hanya 3,3 persen.
Peneliti Meta mencatat bahwa unggahan di Instagram sering menampilkan penampilan fisik tertentu seperti ukuran dada, bagian belakang tubuh, dan paha, disertai penilaian langsung mengenai tipe tubuh, bersamaan dengan konten yang berhubungan dengan gangguan makan. Penekanan platform pada konten visual dan gratifikasi instan telah menumbuhkan budaya perbandingan dan pencarian validasi di kalangan remaja, yang berujung pada perasaan tidak aman dan rendah diri.
Selain masalah citra tubuh, kekhawatiran lain termasuk cyberbullying dan pelecehan. Sebuah survei menunjukkan bahwa 13% anak berusia 13 hingga 15 tahun pernah menerima ajakan seksual yang tidak diinginkan dalam seminggu terakhir. Komentar seksis dan tekanan untuk menampilkan kehidupan yang sempurna juga berkontribusi pada perasaan tidak nyaman, bahkan dapat memicu depresi. Laporan lain juga menemukan bahwa moderasi Instagram "sangat tidak memadai" dalam menghapus konten melukai diri sendiri, dan algoritmanya bahkan mungkin membantu penyebarannya.
Meta mengakui adanya hubungan antara rasa tidak nyaman pada tubuh dan paparan konten semacam itu, meskipun mereka menegaskan bahwa studi ini bersifat asosiatif dan bukan bukti hubungan sebab-akibat langsung. Perusahaan induk Facebook, WhatsApp, dan Instagram ini berencana untuk memperkuat perlindungan bagi pengguna di bawah 18 tahun dengan menetapkan standar konten layaknya film PG-13 untuk akun remaja. Fitur keselamatan baru yang diumumkan termasuk verifikasi usia, pengingat batas waktu, dan pemblokiran konten terlarang. Akun remaja Instagram secara otomatis akan ditempatkan pada pengaturan kontrol konten sensitif yang paling ketat. Orang tua juga akan memiliki kemampuan untuk memblokir karakter AI tertentu dan memantau interaksi chatbot anak-anak mereka.
Namun, sebuah laporan terbaru pada September 2025 oleh mantan karyawan Meta, Arturo Bejar, dan beberapa kelompok nirlaba, menemukan bahwa sebagian besar dari 47 fitur keamanan yang dirancang Meta untuk remaja di Instagram "sangat tidak efektif," tidak lagi tersedia, atau memiliki batasan signifikan. Hanya delapan fitur yang berfungsi sesuai tujuan tanpa batasan. Filter untuk konten melukai diri sendiri dan pesan anti-perundungan dilaporkan mudah dilewati atau gagal berfungsi. Temuan ini menunjukkan tantangan berkelanjutan dalam menciptakan lingkungan online yang aman bagi remaja di tengah dinamika platform media sosial yang kompleks.