Notification

×

Iklan

Iklan

Tagar Terpopuler

Tren 5G 2031: 6,4 Miliar Pelanggan Global dan Lonjakan Network Slicing

2025-11-24 | 02:13 WIB | 0 Dibaca Last Updated 2025-11-23T19:13:21Z
Ruang Iklan

Tren 5G 2031: 6,4 Miliar Pelanggan Global dan Lonjakan Network Slicing

Adopsi jaringan generasi kelima (5G) secara global diproyeksikan akan mencapai 6,4 miliar pelanggan pada akhir tahun 2031, mencakup sekitar dua pertiga dari total langganan seluler di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut, sebanyak 4,1 miliar langganan diperkirakan akan berbasis 5G Standalone (5G SA). Angka ini menunjukkan percepatan signifikan dalam lanskap telekomunikasi global, dengan layanan 5G SA dan network slicing menjadi pendorong utama.

Laporan Mobilitas Ericsson (EMR) edisi November 2025 menyoroti bahwa pada akhir tahun 2025 saja, pelanggan 5G diperkirakan sudah mencapai 2,9 miliar, meningkat sekitar 600 juta dari tahun sebelumnya. Sepanjang tahun 2025, sekitar 400 juta orang tambahan di seluruh dunia telah memperoleh akses 5G, dan sekitar 50 persen populasi global di luar daratan Tiongkok diproyeksikan akan memiliki cakupan 5G pada akhir tahun.

Trafik data seluler global juga menunjukkan pertumbuhan yang substansial, meningkat 20 persen secara tahunan antara Kuartal ketiga 2024 dan Kuartal ketiga 2025, sedikit lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya. Pertumbuhan ini sebagian besar didorong oleh konsumsi data yang melonjak di Tiongkok dan India. Ke depan, trafik data seluler diperkirakan akan tumbuh rata-rata 16 persen per tahun hingga tahun 2031. Pada akhir tahun 2025, jaringan 5G diperkirakan akan menangani 43 persen dari seluruh trafik data global, dan diproyeksikan melonjak menjadi 83 persen pada tahun 2031.

Penggunaan Fixed Wireless Access (FWA) terus menjadi salah satu kasus penggunaan utama yang mempercepat adopsi 5G. EMR memproyeksikan sekitar 1,4 miliar pengguna FWA secara global pada akhir tahun 2031, dengan 90 persen di antaranya akan menggunakan jaringan 5G. Saat ini, sudah ada 159 penyedia layanan yang menawarkan FWA melalui 5G, yang setara dengan 65 persen dari seluruh penyedia FWA global.

Salah satu inovasi paling transformatif dalam arsitektur 5G adalah network slicing, yang semakin populer. Network slicing memungkinkan operator untuk membagi infrastruktur jaringan fisik yang sama menjadi beberapa jaringan virtual yang terpisah dan terisolasi secara logis. Setiap "potongan" jaringan atau slice ini dapat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan spesifik pelanggan atau aplikasi, seperti untuk perusahaan, industri, gaming, komunikasi kritis, kendaraan otonom, atau aplikasi Internet of Things (IoT).

Dengan network slicing, operator telekomunikasi dapat menjamin kualitas layanan (Quality of Service/QoS), latensi, bandwidth, keandalan, dan keamanan yang berbeda sesuai dengan persyaratan unik setiap kasus penggunaan. Ini membuka peluang bisnis baru bagi operator untuk menawarkan layanan konektivitas yang terdiferensiasi, berdasarkan nilai layanan bukan sekadar paket berbasis volume data.

Penerapan 5G SA telah mendorong pertumbuhan signifikan dalam jumlah operator yang menawarkan model layanan konektivitas yang berbeda berdasarkan network slicing 5G SA. Saat ini, terdapat 65 penawaran network slicing komersial dari 33 penyedia layanan di seluruh dunia. Yang menarik, hampir sepertiga dari penawaran komersial tersebut, yaitu 21 penawaran, diluncurkan pada tahun 2025 saja, menunjukkan lonjakan minat pasar yang besar. Lebih dari 90 operator kini telah meluncurkan atau memulai peluncuran awal jaringan 5G SA, meningkat sekitar 30 operator dibandingkan tahun lalu.

Erik Ekudden, Chief Technology Officer Ericsson dan penerbit EMR, menyatakan bahwa banyak penyedia layanan telah beralih dari tahap proof-of-concept ke penerapan komersial hanya dalam tahun 2025, dan tren ini diperkirakan akan terus berlanjut.

Daniel Ode, President Director Ericsson Indonesia, Singapura, Filipina, dan Brunei, menegaskan bahwa temuan laporan ini sangat relevan untuk mempercepat transformasi digital. Ia menambahkan bahwa 5G SA dan network slicing akan memainkan peran penting dalam menghadirkan pengalaman digital yang lebih bermakna bagi industri dan masyarakat, meskipun ketersediaan spektrum yang terjangkau tetap menjadi faktor penentu keberhasilan implementasi 5G nasional.