:strip_icc()/kly-media-production/medias/5397759/original/044971000_1761815484-muscular-car-service-worker-repairing-vehicle.jpg)
Melakukan tune up mobil secara mandiri di rumah menjadi pilihan efektif bagi pemilik kendaraan yang ingin menghemat pengeluaran sekaligus menjaga performa mesin tetap optimal. Tune up merupakan proses perawatan yang mencakup pemeriksaan, pembersihan, dan penyetelan komponen mesin untuk mengembalikan kinerjanya agar prima kembali. Perawatan rutin ini bermanfaat untuk memaksimalkan performa mesin, meningkatkan efisiensi bahan bakar, mencegah risiko kerusakan yang lebih besar, serta memperpanjang usia pakai kendaraan.
Sebelum memulai tune up, pastikan mesin mobil dalam keadaan dingin untuk mengurangi risiko cedera dan memudahkan pelepasan komponen. Siapkan peralatan dasar seperti kunci ring, kunci pas, obeng (plus dan minus), kain lap, amplas halus, pengukur celah (feeler gauge), dan timing light. Multimeter atau avometer juga berguna untuk pengecekan kelistrikan.
Berikut adalah langkah-langkah tune up mobil yang bisa Anda lakukan sendiri di rumah:
1. Bersihkan atau Ganti Filter Udara: Filter udara menyaring kotoran dari udara yang masuk ke mesin. Filter yang kotor atau aus dapat mengurangi aliran udara, menurunkan performa, dan meningkatkan konsumsi bahan bakar. Lepaskan filter udara dari kotaknya, periksa kondisinya (warna abu-abu/hitam, robek, atau tipis), dan bersihkan. Jika filter terbuat dari busa, Anda bisa mencucinya dengan air sabun dan mengeringkannya hingga benar-benar kering. Namun, jika filter kertas atau sudah sangat kotor, disarankan untuk menggantinya dengan yang baru. Penggantian filter udara umumnya direkomendasikan setiap 20.000 hingga 40.000 km.
2. Periksa dan Ganti Busi: Busi berfungsi vital untuk menghasilkan percikan api yang menyalakan campuran udara dan bahan bakar di ruang bakar mesin. Periksa busi dari keausan, kerak karbon, atau retakan pada elektroda. Anda bisa membersihkannya jika hanya kotor, namun jika sudah aus atau rusak, segera ganti. Busi standar umumnya diganti setiap 20.000 hingga 30.000 km, sementara busi platinum atau iridium bisa bertahan hingga 50.000 km bahkan 100.000 km. Tanda busi bermasalah antara lain mesin sulit dihidupkan, tenaga berkurang, konsumsi BBM meningkat, atau mesin bergetar.
3. Cek Level dan Kondisi Oli Mesin: Parkir mobil di permukaan rata dan tunggu sekitar 10 menit setelah mesin dimatikan agar oli turun. Tarik dipstick, bersihkan ujungnya dengan lap, lalu masukkan kembali dan tarik lagi untuk memeriksa level oli. Level oli yang ideal berada di antara tanda "F" (Full) dan "L" (Low) pada dipstick. Perhatikan juga warnanya; jika sudah cokelat gelap atau hitam pekat, ini menandakan oli perlu diganti. Penggantian oli mesin biasanya dilakukan setiap 5.000 km.
4. Periksa Aki Mobil: Aki adalah jantung kelistrikan kendaraan.
* Periksa fisik: Lihat terminal aki dari korosi atau endapan putih, dan periksa bodi aki dari retakan atau kebocoran.
* Level air aki (untuk aki basah): Pastikan level air berada di antara batas minimum dan maksimum.
* Tes tegangan: Gunakan avometer. Saat mesin mati, tegangan normal aki sekitar 12,4 hingga 12,6 volt. Jika di bawah 12,2 volt, aki mulai melemah. Saat mesin menyala, tegangan seharusnya berkisar 13,7 hingga 14,7 volt untuk memastikan alternator berfungsi baik.
* Indikator aki: Beberapa aki memiliki indikator warna (biru/hijau berarti baik, putih perlu pengisian, merah perlu diganti).
* Tanda aki lemah meliputi kesulitan menyalakan mesin, lampu redup, atau klakson tidak nyaring.
5. Bersihkan Throttle Body atau Intake Manifold: Untuk mobil injeksi, bersihkan kerak karbon atau deposit pada throttle body/intake manifold. Anda bisa menggunakan cairan pembersih khusus sambil menjaga mesin berjalan pada sekitar 2.500 RPM. Langkah ini membantu melancarkan aliran udara dan membuat pembakaran lebih bersih.
6. Periksa dan Ganti Filter Bahan Bakar (Opsional): Filter bahan bakar menyaring kotoran dari bensin sebelum masuk ke sistem pembakaran. Waktu penggantian yang ideal adalah setiap 20.000 hingga 30.000 km, atau setahun sekali, bahkan hingga 40.000 km atau 2 tahun sekali tergantung pabrikan. Tanda-tanda filter bensin perlu diganti meliputi penurunan performa mesin, kesulitan menyalakan mesin, atau mesin yang sering mati mendadak.
7. Periksa Tali Kipas (Fan Belt) dan Selang: Periksa kondisi tali kipas dari keretakan, keausan, atau ketegangan yang tidak sesuai. Ganti jika ditemukan kerusakan. Periksa juga selang-selang di sekitar mesin dari keretakan atau kebocoran.
8. Cek Air Radiator: Pastikan level air radiator berada pada batas yang sesuai dalam tabung reservoir dan tidak ada kebocoran pada sistem radiator atau kipasnya.
9. Penyetelan Idle dan Pengapian (khusus mobil karburator/lama): Pada mobil yang masih menggunakan karburator atau sistem pengapian manual, Anda mungkin perlu menyetel ulang putaran idle dan pengapian. Lakukan penyetelan distributor saat mesin menyala hingga terdengar raungan mesin yang lebih halus. Penting untuk mencatat posisi awal pengaturan sebelum melakukan perubahan.
Melakukan tune up sendiri membutuhkan ketelitian dan pemahaman dasar mesin. Jika Anda merasa ragu atau menemui kesulitan, sangat disarankan untuk mencari bantuan dari teknisi profesional untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada mesin kendaraan Anda. Perawatan yang tepat dan berkala akan menjaga mobil Anda tetap responsif, hemat bahan bakar, dan lebih awet.