:strip_icc()/kly-media-production/medias/4030567/original/083151000_1653280065-christian-wiediger-NmGzVG5Wsg8-unsplash.jpg)
YouTube meluncurkan teknologi deteksi kemiripan yang didukung kecerdasan buatan (AI) untuk membantu kreator mengidentifikasi dan menghapus video hasil AI yang meniru wajah atau suara mereka. Fitur baru ini, yang merupakan bagian dari upaya platform untuk memerangi penyalahgunaan konten buatan AI, kini tersedia untuk anggota terverifikasi dari Program Mitra YouTube.
Teknologi pendeteksi kemiripan AI ini memungkinkan kreator untuk mengidentifikasi dan meminta penghapusan video yang dihasilkan oleh AI yang meniru penampilan atau suara mereka tanpa izin. Tujuannya adalah untuk mencegah penyalahgunaan seperti dukungan palsu, peniruan identitas, dan penyebaran informasi yang salah. Sistem ini beroperasi mirip dengan sistem Content ID YouTube yang sudah ada untuk hak cipta, namun difokuskan pada pemindaian wajah dan suara.
Untuk dapat menggunakan fitur ini, kreator harus terlebih dahulu memverifikasi identitas mereka melalui proses yang melibatkan ID pemerintah dan pemindaian wajah. Setelah terverifikasi, sistem AI YouTube akan secara terus-menerus memindai unggahan baru di seluruh platform untuk mencari potensi kecocokan dengan kemiripan kreator yang terdaftar. Apabila sistem menemukan video yang mungkin merupakan deepfake atau tiruan yang dihasilkan AI, kreator akan diberi tahu melalui tab "Deteksi Konten" baru di YouTube Studio. Notifikasi ini akan mencakup judul video yang ditandai, detail pengunggah, dan cuplikan konten, memungkinkan kreator untuk meninjau dan memutuskan tindakan selanjutnya. Kreator memiliki opsi untuk mengajukan permintaan penghapusan berdasarkan privasi, mengajukan klaim hak cipta jika konten atau suara mereka digunakan tanpa izin, atau mengarsipkan video untuk dokumentasi.
Peluncuran fitur ini menandai langkah signifikan YouTube dalam memberikan kendali lebih besar kepada kreator atas representasi digital mereka. YouTube menyatakan bahwa mereka akan memperluas akses fitur ini kepada semua kreator yang dimonetisasi pada awal tahun 2026.
Selain fitur deteksi kemiripan, YouTube juga telah memperbarui kebijakan konten AI-nya secara lebih luas. Mulai 15 Juli 2025, kreator diwajibkan untuk mengungkapkan ketika konten telah dibuat atau diubah secara signifikan menggunakan alat AI, terutama untuk media sintetik yang realistis. Label untuk konten yang dihasilkan AI dapat muncul dalam deskripsi video dan, jika konten terkait dengan topik sensitif seperti kesehatan, berita, pemilihan umum, atau keuangan, label juga akan ditampilkan langsung pada video itu sendiri.
Kebijakan monetisasi juga diperketat untuk menargetkan konten buatan AI yang "diproduksi secara massal, berulang, atau tidak autentik" yang tidak memiliki orisinalitas atau nilai tambah. YouTube menegaskan bahwa penggunaan AI harus meningkatkan kreativitas manusia, bukan menggantikannya, dan berkomitmen untuk menyeimbangkan inovasi dengan perlindungan kreator.
Platform ini juga telah memperkenalkan serangkaian alat AI generatif lainnya untuk kreator, khususnya untuk Shorts, seperti Veo 3 yang memungkinkan pembuatan klip video dengan suara dari perintah teks, fitur "Edit with AI" untuk mengubah rekaman mentah menjadi draf pertama, dan alat remix "Speech to Song". Ini menunjukkan investasi berkelanjutan YouTube dalam AI untuk memberdayakan kreator sambil memastikan lingkungan yang aman dan bertanggung jawab.