PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk berhasil mencatat laba bersih konsolidasi sebesar Rp15,8 triliun pada sembilan bulan pertama tahun 2025. Pencapaian ini menunjukkan kinerja solid perseroan di tengah dinamika kondisi makroekonomi dan pasar yang penuh tantangan. Pendapatan konsolidasi Telkom hingga kuartal III 2025 mencapai Rp109,6 triliun, dengan EBITDA (Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi) sebesar Rp54,4 triliun dan margin EBITDA 49,6%.
Direktur Utama Telkom, Dian Siswarini, menyatakan bahwa raihan ini merefleksikan ketahanan dan kapabilitas adaptasi perusahaan di tengah tantangan ekonomi global dan percepatan dinamika industri. Fokus perusahaan saat ini adalah optimalisasi nilai pada segmen-segmen strategis, termasuk konektivitas serat optik dan pusat data, yang menjadi fondasi utama bagi masa depan ekonomi digital Indonesia.
Sebagai bagian dari strategi transformasi TLKM 2030, Telkom terus memperkuat fundamental bisnisnya dengan bertransformasi menjadi perusahaan strategic holding yang lebih ramping dan efisien, berorientasi pada keunggulan layanan di setiap lini organisasi. Salah satu langkah strategis yang dijalankan adalah pemisahan (spin-off) sebagian bisnis dan aset Wholesale Fiber Connectivity kepada anak usaha PT Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF). Melalui aksi korporasi ini, TIF akan mengelola sekitar 179.000 km infrastruktur backbone dan kabel bawah laut, serta 500.000 km jaringan akses, memperkuat posisinya sebagai pemain kunci dalam infrastruktur digital nasional.
Sementara itu, Telkomsel, anak perusahaan Telkom, terus memperkuat dominasinya di pasar telekomunikasi. Hingga akhir Desember 2024, Telkomsel melayani 159,4 juta pelanggan seluler, menjadikannya operator terbesar di Indonesia. Meskipun laporan sebelumnya menyebut angka 157 juta pelanggan, data terbaru menunjukkan peningkatan.
Telkomsel mencatat pendapatan positif sebesar Rp81,4 triliun di segmen konsumer, dengan profitabilitas yang terjaga. Pertumbuhan bisnis digital menjadi pendorong utama kinerja Telkomsel, dengan kontribusi bisnis digital meningkat dari 88% menjadi 90,3% pada tahun 2024. Strategi integrasi layanan fixed broadband IndiHome B2C ke dalam Telkomsel juga menjadi faktor kunci dalam mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar. Selain itu, Telkomsel juga serius menggarap segmen business-to-business (B2B) dengan menghadirkan solusi digital berbasis 5G dan kecerdasan buatan (AI) untuk mengoptimalkan sumber pendapatan korporasi. Komitmen Telkomsel untuk menyediakan layanan yang menyeluruh di seluruh Indonesia, termasuk daerah terpencil, dan mempercepat digitalisasi, menegaskan perannya dalam memperkuat inklusi digital nasional.
